Dadupoker |
Dadupoker - Seperti yang anda ketahui seluruh pembaca setia ditanah air. Kasus Negara tetangga kita Filiphina dan Juga Myanmar. Dimana mereka telah melanggar Hak Asasi Manusia dan kerap mendapatkan kecaman keras. Baik dari Negara - negara internasional sampai dengan PBB sekalipun. Namun para pemimpin negara tersebut tidak mempedulikan hal tesebut. Mereka malah menyatakan akan melawan siapa - siapa saja yang ingin ikut campur. Didalam kejadian dan ketentuan yang saat ini tengah terjadi dinegara mereka sendiri .
Presiden Filipina Rodridgo Duterte meminta maaf atas secara de facto Pemimin Myanmar Aung San Suu Kyi, yang telah mengecam aktivis hak asasi manusia (HAM) sehubungan dengan krisis Rohingya. Dutete menyarankan Suu Kyi untuk mengabaikan aktivis hak asasi manusia yang dia pun sendiri benci. Karena para aktivis ini hanya tau mengritik tetapi tidak tahu. Dengan apa yang sedang terjadi dan apa yang akan dilakukan pemerintahan kedepannya .
Selama 18 tahun masa jabatannya, Duterte mengabaikan pandangan para aktivis hak asasi manusia. Dia terus-menerus dihadapkan dengan kritik atas kejahatan di luar hukum dalam perang anti-narkoba yang dia nyalakan.
Sementara Suu Kyi, yang saat ini dikutuk oleh aktivis hak asasi manusia sebagai Dewan Negara Myanmar, tidak berbuat banyak untuk menghentikan kekerasan militer terhadap minoritas etnis Rohingya, ini memicu krisis kemanusiaan yang telah membayangi dunia. Sebenarnya, Suu Kyi adalah pemimpin Myanmar, peraih Nobel dan ikon pro-demokrasi.
Duterte mengatakan di sebuah forum bisnis di ibukota India, New Delhi: "Kami berbicara tentang negara kita, kepentingan negara kita dan saya berkata:" Jangan khawatir tentang hak asasi manusia (aktivis), mereka ini hanya sekedar mengritik saja .
Baik Duterte maupun Suu Kyi, di antara beberapa pemimpin Asia, diundang ke negara tersebut oleh Perdana Menteri India Narendra Modi pada hari peringatan Hari Republik .
"Saya minta maaf padanya karena sepertinya dia mendapat ketenangan di tengah predikat menjadi peraih Nobel, dan itu merepotkan sekarang dia sangat dikritik," Jelasnya Duterte di dalam sambutannya.
Sebelumnya, Duterte mengkritik peran PBB selama dekade terakhir, "tidak mencegah perang, tidak mencegah pembantaian. Dan inilah saya mencoba untuk melindungi negara saya," Tegasnya .
Suu Kyi pernah mengatakan bahwa masyarakat global tertipu oleh informasi yang dilebih-lebihkan yang diberikan oleh kelompok hak asasi manusia di Rakhine. Padahal yang sedang terjadi saat ini dinegaranya jauh berbeda. Dirinya bersama pemerintahan sampai saat ini sedang melindungi. Beserta juga mencari solusi yang bagus agar masalah yang terjadi dapat diselesaikan dengan cepat .
Bagaimana menurut anda para pembaca setia ditanah air. Dari kedua tokoh penting di negara masing - masing. Apakah sudah benar tindakan mereka yang tidak memetingkan HAM ini. Akan membantu mereka dapat secepatnya memulihkan kembali apa yang sedang terjadi di negara mereka. Atau malah dengan tidak mempedulikan HAM kedepannya. Akan banyak lagi jatuh korban jiwa yang tidak bersalah di negara mereka ?. Terimakasih .
No comments:
Post a Comment