DUA AKADEMISI UGM MENGHADIRI UPACARA PENGHARGAAN NOBEL TAHUN 2017
Muhadi Sugiono dan Yunizar Adiputera, dua orang dosen Fakultas Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, diundang menghadiri acara penghargaan Nobel Perdamaian tahun 2017 di Oslo, Norwegia, yang dijadwalkan pada hari Minggu waktu setempat.
Mereka akan mewakili Institut Studi Internasional, mitra resmi Indonesia untuk Kampanye Menghapuskan Senjata Nuklir (KMSN), yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini.
"Pemberian Hadiah Nobel Perdamaian [ke KMSN] merupakan pengakuan atas prestasi luar biasa, bahwa, selama 72 tahun, tidak pernah dicapai oleh masyarakat internasional. Dalam tiga tahun terakhir, KMSN telah berhasil meyakinkan negara-negara anggota PBB bahwa kita menghadapi masalah besar asalkan masih ada senjata nuklir, "kata Muhadi.
Dia mengatakan KMSN, yang berbasis di Swiss, adalah koalisi kampanye global dengan anggota yang terdiri dari kelompok masyarakat sipil dan organisasi non-negara yang beroperasi di lebih dari 100 negara. Organisasi tersebut, yang telah secara aktif berkampanye untuk pemberantasan senjata nuklir sejak 2013, diumumkan sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini pada tanggal 6 Oktober.
KMSN telah dianggap berhasil dalam menangani tidak adanya kesepakatan internasional yang melarang senjata nuklir. Sebelum Perjanjian Larangan Senjata Nuklir diadopsi oleh PBB pada tahun 2017, senjata nuklir adalah satu-satunya senjata pemusnah massal yang belum dilarang menurut hukum internasional.
Muhadi dan Yunizar telah secara konsisten meminta pemerintah Indonesia untuk meratifikasi perjanjian tersebut.
Untuk menerima penghargaan tersebut, direktur KMSN Beatrice Fihn akan didampingi oleh Setsuko Thurow, seorang survivor dari bom nuklir Hiroshima.
No comments:
Post a Comment